ONEKLIK news, BELITUNG | Insiden kebakaran mobil Suzuki Ertiga di area SPBU Jalan Jenderal Sudirman, Desa Perawas, Tanjungpandan, Selasa (15/8/2023) menjadi sorotan masyarakat. Tak hanya terkait pengerit BBM dan peristiwa kebakaran tersebut, bahkan merambah ke pekerja di SPBU tersebut.
Sorotan tersebut salah satunya datang dari Kepala Desa Perawas Yahya. Ia menyebutkan tidak ada tenaga kerja atau karyawan (tukang tembak) SPBU 24.334.160 yang berasal dari warga sekitar meski SPBU ini berada di Desa Perawas.
Yahya melontarkan pernyataan tersebut dalam menyikapi terbakarnya sebuah mobil Suzuki Ertiga di dalam area SPBU yang berada di Jalan Jenderal Sudirman Desa Perawas, Tanjungpandan, Belitung tersebut.
- Baca Juga: Terindikasi Layani Pembelian Gunakan Jerigen, Pertamina Sumbagsel Turunkan Tim ke SPBU Perawas
- Ada Mobil Bermuatan Jerigen Berisi Pertalite Terbakar, Pengelola SPBU Perawas Enggan Berkomentar

Kata Yahya, jika berbicara masalah pengerit atau mobil yang berisi jerigen yang sering masuk ke SPBU tersebut bukanlah rahasia umum lagi. Namun ia tidak terlalu ingin menjelaskan terkait hal itu, lantaran menjadi ranah pihak penegak hukum.
“Kami dari pemerintah desa tidak ingin terlalu jauh apa yang terjadi terkait permasalahan di POM ini. Tapi sedikit banyaknya kalau terkait ada pengerit di dalam SPBU itu bukan lagi rahasia umum dan sudah masyarakat ketahui. Jadi kami dari pemerintah desa bukan tidak mengetahui adanya pengerit. Tapi apalah daya karena kita tidak punya kewenangan untuk masuk ke ranah tersebut,” katanya.
- Baca Juga: BREAKING NEWS! Begini Kondisi Sopir Mobil yang Terbakar di Area SPBU, Sempat Terdengar Ledakan
- BREAKING NEWS! Mobil yang Terbakar di SPBU Perawas Ternyata Bermuatan Jerigen
SPBU Perawas Tak Gunakan Tenaga Kerja Warga Sekitar?
Kemudian, ia menyesalkan tidak adanya tenaga kerja yang berasal dari warga sekitar dan SPBU tersebut lebih memilih orang luar desa sebagai karyawan.
Bahkan ia sebagai kepala desa juga pernah meminta kepada pihak pengelola untuk setidaknya mempekerjakan tenaga warga sekitar apabila ada karyawan yang berhenti. Namun permintaan tersebut tidak pernah pihak pengelola indahkan sama sekali.
“Di dalam itu tenaga kerjanya bukan lagi orang sekitar, sudah orang luar. Kadang-kadang kita sebagai kepala desa meminta kepada pengelolanya untuk memasukkan dan mempekerjakan orang kampung apabila ada karyawan mereka yang berhenti, itu saja tidak mereka indahkan. Mereka tidak mengindahkan sama sekali untuk tenaga kerjanya,” kata Yahya kepada oneklik news, Selasa (15/8/2023) sore.
“Jadi kadang-kadang kontribusi ke pemerintah desa dan masyarakatnya dalam hal karyawan dan segala macam kurang POM ini. Di sini kami tidak menjugde tidak menyudutkan dari pihak POM. Kami di sini hanya berbicara mengarah kepada kepentingan masyarakat. Karena kades ini tugasnya juga mengayomi melindungi atau mengusahakan kepentingan masyarakat,” katanya menambahkan.
Warga Sering Tidak Kebagian
Kemudian, ia juga menyesalkan tidak adanya perlakuan khusus bagi masyarakat setempat, di mana banyak warganya yang sering melapor padanya bawasanya sering tidak kebagian BBM bersubsidi yang dalam hal ini pertalite.
“Cuman dalam hal ini ada kekecewaan masyarakat yang menyampaikan ke kami di desa mereka sulit untuk mendapatkan barang subsidi terutama pertalite ini, itu permasalahan kami ini di sini. Jadi kami si pemerintah desa pada intinya apa yang menjadi awalnya tujuan dari mendirikan POM itu kan salah satunya ada izin HO dari masyarakat sekitar. Sehingga maksudnya orang sekitar menjadi prioritas kalau untuk cuman sekedar mengisi kendaraan bukan untuk diperjual belikan,” ujarnya. (fg6)
Kuy, kepoin berita update lainnya dari media ONEKLIK news dengan join ke Grup Telegram “Onekliknews.com Update”. Klik link ini jika ingin bergabung https://t.me/onekliknews, Eeits tapi sebelumnya pastikan ponsel kamu sudah ada Aplikasi Telegram yaa.
Jangan lupa juga untuk Like Fanfage Facebook, Follow Instagram dan Subscribe channel Youtube One Klik News. Klik tulisan Biru Yaa gaes. . .