Banyak Uang Negara Dihabiskan Untuk Pariwisata Belitung, Muchtar Motong: Jangan Dizolimi dengan Tambang Laut

H. Muchtar Motong (Tare'). Foto: Istimewa
H. Muchtar Motong (Tare'). Foto: Istimewa

BELITUNG, ONEKLIKNEWS.COM – Tokoh masyarakat sekaligus Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Belitung, H. Muchtar Motong sebut pemerintah provinsi dan daerah belum sepenuhnya ikhlas Belitung menjadi destinasi wisata.

Hal tersebut ia katakan menyikapi aktivitas tambang inkonvensional (TI) ilegal di perairan perbatasan Dusun Munsang dan Sungai Balai, Desa Sijuk yang saat ini ramai menjadi pembicaraan.

Ia menegaskan negara sudah memberikan label untuk daerah tersebut menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dari Sungai Padang sampai ke Tanjungpandan.

“Tidak ada dasar toleransi apalagi di sana ilegal. Bibir pantainya masuk kawasan hutan lindung pantai, aktivitas timahnya pun juga ilegal. Bukan berarti saya anti tambang, tidak, tapi di Belitung ini masih banyak daratan yang bisa ditambang. Tapi tolong jangan di laut,” ujar Tare’ sapaan akrab H. Muchtar Motong kepada OneKlikNews.com, Selasa (2/11/2021) kemarin.

Tare’ sangat menyanyangkan hal ini bisa terjadi, karena menurutnya Belitung ini sudah menempuh jalan panjang agar bisa menjadi destinasi wisata. Selain itu, sudah begitu banyak uang yang negara keluarkan untuk pariwisata Belitung ini. Bahkan lanjutnya, Belitung saat ini sudah masuk ke dalam 10 destinasi wisata nasional.

“Kenapa itu harus dizolimi. Apalagi Belitung masuk Geopark, saya sudah wanti-wanti kalau pemerintah provinsi dan pemerintah daerah tidak kuat tidak punya nyali, serta tidak iklhas dalam membangun pariwisata inilah akibatnya,” sebutnya.

Berkaca Dari Kabupaten Bangka dan Pangkalpinang

Ia sangatlah tidak menyetujui adanya aktivitas tambang di Laut Belitong. Kekhawatiran ini muncul kata Tare’, berkaca dari Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang di mana menjadi salah satu contoh jelas daerah yang sudah ‘menjual’ wilayahnya untuk pariwisata, namun investasi miliaran tersebut hancur karena aktivitas penambangan di laut.

Ia menambahkan para investor yang menanamkan modal di Belitung mengalami kekawatiran karena melihat Bangka hancur pariwisatanya karena pembiaran oleh lembaga kekuasaan yang sudah mendapat mandat oleh rakyat untuk mengatur kekuasaan.

“Kalau ini tidak kita jaga dengan sungguh-sungguh, maka jangan pernah bermimpi pariwisata di Belitung akan maju kedepannya,” pungkasnya.

Reporter: Dirga Firgiawan

Editor: Faizal

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.