BELITUNG, ONEKLIKNEWS.COM – Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Tenaga Kerja (DKUKMPTK) Belitung takkan mengadakan operasi pasar meski harga daging ayam Rp 50 ribu.
Kepala Bidang Usaha Perdagangan DKUKMPTK Kabupaten Belitung Rita Yuliani mengatakan, salah satu cara untuk menekan harga di pasaran yakni dengan operasi pasar.
Namun pemerintah tidak akan melakukannya karena pemerintah tidak memiliki anggaran menggelar operasi pasar akibat pemotongan anggaran pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Lima Atlet Belitung Terjun di PON Papua, KONI Harap Pemda Bisa Memfasilitasi
“Untuk tahun ini karena adanya refocusing dana sehingga banyak kegiatan dibatalkan, salah satunya adalah operasi pasar ini. Namun kita rutin memonitoring pasar setiap harinya,” ujar Rita Yuliani kepada OneKlikNews.com, Senin (4/10/2021).
Sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) terhadap harga daging ayam di pasaran. Pemerintah hanya menetapkan HET pada saat menjelang Hari Raya Idulfitri saja.
Rita menambahkan bahwa faktor kenaikan harga ini sendiri akibat kenaikan dalam produksi. Antara lain harga pakan ternak dan harga bibit atau DOC (Day on Chicken). Selain itu juga faktor cuaca yang mempengaruhi perkembangan bibit ayam.
Tembus Rp 50 Ribu
Sepekan ini harga daging ayam bertengger di angka Rp 50 ribu perkilogramnya, atau naik sekitar Rp 15 ribu. Sebelumnya harga tersebut hanya mencapai Rp 35 ribu.
Hal ini membuat pelaku usaha makanan ikut menaikkan harga dagangannya, karena harga bahan bakunya mengalami kenaikan. Salah satunya yakni pedagang ayam geprek, Dedy.
Dedy mengaku terpaksa menaikkan harga jualannya untuk menghindari kerugian karena mahalnya bahan baku. Meski begitu, kenaikan harga dagangannya tidak terlalu signifikan.
“Kadang waktu tertentu seperti kenaikan harga daging ayam saat ini, harga ayam geprek aku naikan sedikit, kalau daging ayam sudah harga normal kembali harganya aku buat seperti biasa juga,” ujar Dedy kepada OneKlikNews.com, Senin (4/10/2021).
Dedy tak khawatir dagangannya tak laku meski menaikkan harga jual ayam geprek. Menurutnya ayam merupakan salah satu kebutuhan pokok yang selalu dicari masyarakat untuk konsumsi.
“Kita tetap membutuhkannya, karena untuk keberlangsungan usaha saya, walaupun harganya saat ini sedang mengalami kenaikan,” ujar Dedy.
Dedy biasanya menghabiskan 7 hingga 8 kilogram ayam setiap harinya untuk kebutuhan jualannya. Ia berharap harganya kembali turun, sehingga tidak memberatkan pelaku usaha dan masyarakat. (mg1)
Baca juga: Lima Hal Nyeleneh Ini Ditemukan di Online Shop, Nomor 5 Bikin Bingung