BELITUNG, ONEKLIKNEWS.COM – KM Srikandi Lines harus menunggu hampir 8 jam di tengah laut dari selesainya pengurusan dokumen hingga waktu keberangkatan pelayaran pada Kamis (29/7/2021).
Hal ini disesalkan Kepala Cabang PT Bukit Murapin Nusantara Line (BMNL) Wilayah Tanjungpandan Wijaya yang merupakan agen pelayaran kapal tersebut. Ia menyayangkan penundaan dokumen keberangkatan dari KSOP Kelas IV Tanjungpandan.
Padahal dokumen tersebut sudah selesai pukul 01.30 WIB dan pihaknya terkendala mengantarkan dokumen ke kapal yang sedang berlabuh di tengah laut. Akhirnya dokumen bisa diantar pukul 08.00 WIB dan kapal langsung berlayar ke Pulau Bangka.
KM Srikandi Lines seharusnya dijadwalkan berlayar menuju Pangkalbalam pada malam hari, namun harus tertunda hingga besok paginya. Sedangkan di Pelabuhan Pangkalbalam, kapal tersebut melayani pengangkutan kegiatan ekspor timah dan barang lainnya.
“Saya merasa kalau baru pertama masuk sudah seperti ini, bagaimana selanjutnya. Saya berharap ke depannya tidak terjadi lagi,” ujar Wijaya kepada wartawan, Kamis (29/7/2021).
Biasanya kapal dari pelayaran PT BMNL sandar di dermaga Pelabuhan Tanjung Ru, Desa Pegantungan, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung. Namun karena akan dilakukan rehab dermaga, pelabuhan tidak bisa dioperasikan.
Solusinya kapal masuk ke pelabuhan PT Pelindo II Cabang Tanjungpandan. Bahkan PT BMNL harus mengganti kapal dengan draft yang lebih kecil agar bisa masuk ke Pelabuhan Tanjungpandan.
“Kami sudah lapor ke Pelindo dan KSOP bahwa akan masuk dan segala sesuatu terkait hak dan kewajiban sudah ditandatangani,” sebut Wijaya.
Akhirnya KM Srikandi Lines masuk perairam Tanjungpandan, Rabu (28/7/2021) pagi dari Pulau Bangka. Tetapi karena kondisi air laut surut, kapal tidak bisa masuk dan berlabuh di tengah laut sekitar 12 jam.
Kapal akhirnya dijemput pandu selepas magrib dan sekitar pukul 19.20 WIB proses sandar selesai, sehingga aktivitas bongkar muat dilakukan. Sambil menunggu kegiatan bongkat muat, dokumen keberangkatan sesuai Inaportnet (online) juga diurus.
Kegiatan bongkar dan muat barang selesai, namun hingga pukul 23.00 WIB dokumen keberangkatan belum selesai. Belum selesainya dokumen keberangkatan tersebut membuat kapal tidak bisa berlayar.
“Karena kami sistemnya datang, bongkar, muat lagi tiga sampai empat sudah selesai kemudian berangkat lagi. Karena kami juga mengejar kondisi pasang surut air laut,” tambah Wijaya.
Wijaya mengakui dalam kepengurusan dokumen, terdapat sedikit kekurangan. Namun dirinya mengklaim biasanya di pelabuhan lain bisa diselesaikan, bahkan pelabuhan di Jakarta dan Pangkalbalam bisa memaklumi kekurangan tersebut.
Ia memerintah kapal olah gerak dan berlabuh di tengah laut jika sampai pukul 24.00 WIB surat perintah berlayar belum dikeluarkan dengan pertimbangan kondisi pasang surut air laut.
“Karena tidak ada perahu yang mengantarkan surat itu ke kapal di tengah laut apalagi sudah dini hari. Jadi baru pagi tadi bisa diantar dan kapal langsung berangkat,” tandas Wijaya.
Hingga berita ini diturunkan, OneKlikNews.com belum berhasil mengkonfirmasi Kepala KSOP Kelas IV Tanjungpandan Anggiat Douglas Silitonga. OneKlikNews.com mendatangi Kantor KSOP pada Kamis sore, namun yang bersangkutan tidak berada di tempat.
OneKlikNews.com kembali melakukan upaya konfirmasi terkait hal ini, namun pesan WhatsApp yang dikirim awak media tidak ditanggapi yang bersangkutan. (azm)