Duet ASPPI dan HPI di Kelas Kepemanduan BLK, Pelaku Wisata Harus Mampu Beradaptasi Setiap Perubahan

Foto bersama pengurus ASPPI dan HPI Babel serta para peserta pelatihan. (IST)

BELITUNG, ONEKLIKNEWS.COM – DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia dan DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bangka Belitung mengunjungi Balai Latihan Kerja (BLK) Pariwisata Tanjung Kelayang, Selasa (13/4/2021).

Kunjungan itu disambut baik Instruktur Kelas Kepemanduan Erling yang kemudian memperkenalkan anggota ASPPI dan HPI kepada para peserta pelatihan di BLK. DPD ASPPI Babel dan HPI DPD Babel juga memberikan sedikit gambaran dan situasi pariwisata Indonesia dimasa pandemi ini.

Ketua DPD ASPPI Babel Indah Permata Sari di hadapan 16 peserta mengatakan, para pelaku pariwisata ini harus mampu dan terbiasa beradaptasi atas setiap perubahan. Pasalnya pariwisata di masa pandemi sangat berbeda dengan masa-masa normal sebelumnya.

“Artinya kita harus mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah terutama tentang protokol kesehatan. Pemandu harus mengenakan masker, test antigen atau GeNose atau pun prokes lainnya,” kata Indah.

Hal tersebut, lanjut Indah, sangat cocok dengan tema pada uang tahun ASPPI ke-13 yaitu adaptasi pariwisata, adaptasi berwisata.

Dalam kesempatan ini Indah juga mengajak dan menekankan semua pihak yang berprofesi di bidang pariwisata bisa menjadi anggota ASPPI. Dan sekarang ditambah dengan pelaku UKM juga bisa menjadi anggota.

“Kelebihan asosiasi pelaku pariwisata ini anggotanya memikili spesifikasi, keterampilan dan kompeten di berbagai bidang. Ada dari maskapai, hotel, golf, kuliner, restoran, toko oleh-oleh, pemandu wisata travel agent. Bergabung di ASPPI sangat bermanfaat untuk menambah link, networking anggotanya di seluruh Indonesia,” ajak Indah.

Sementara itu dari HPI DPD Babel, Riviani memberikan motivasi kepada para calon pemandu untuk lebih menyiapkan diri agar menjadi pemandu wisata yang profesional.

“Tidak hanya memberikan informasi, tapi wajib memberikan rasa nyaman dan aman kepada wisatawan. Juga harus menjaga etika kepada wisatawan dan travel agent atau tour operator yang memberi tugas menjadi pemandu,” jelas Riviani.

Ia berharap para peserta kelas program kepemanduan ini nantinya bisa menjadi pemandu wisata lokal, sesuai dengan perkembangan desa wisata yang sedang menggeliat di Bangka Belitung. (*/co2)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.